BREAKING NEWS

Media dan Islam : Perang atau Damai? | Islam Bukan Teroris

Media dan Islam


ISLAM BUKAN AGAMA TERORIS!!!

Jika membunuh sangat dilarang dalam Islam, kenapa umat  Muslim tidak secara terbuka mengkritik dan bersatu untuk menentang pembunuhan yang berlangsung atas nama jihad? Kenapa Muslim membiarkan Islam disalahgunakan oleh sebagian Muslim yang membuat jelek nama seluruh komunitas di seluruh dunia?

Ini jawabannya.


Pada November 2008, ceramah terakhir Dr. Zakir Naik pada Konferensi Perdamaian Internasional II, adalah “Media dan Islam : Perang atau Damai?” Yang paling utama disalahkan adalah media. Adalah media yang mengambil domba-domba hitam dari komunitas dan mereka menggambarkannya seakan-akan mereka adalah keseluruhan Muslim. Ini adalah media. Jadi apa yang kita lihat di media bukanlah yang sebenarnya terjadi.

Quran dengan jelas menyebutkan dalam QS. Al-Maidah[5]: 32 yang artinya “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memeliharakehidupan manusia semuanya.” 

Jadi membunuh manusia manapun yang tak bersalah adalah dosa dalam Islam. Bukan hanya dosa, ini seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Jadi siapapun yang membunuhi, misalnya pengeboman di jalanan, dan sebagainya, membunuh manusia tak bersalah sepenuhnya dilarang. Ini sangat jelas. Dan di Amerika, Inggris, ada banyak organisasi Muslim mengutuk semua pengeboman yang terjadi di transportasi publik di London, umat Muslim mengutuknya. Di Amerika terdapat beberapa organisasi Muslim mengutuk apa yang terjadi pada 9/11. Semua umat Muslim setuju dengan mereka. Semua umat Muslim setuju bahwa apa yang terjadi pada 9/11, beberapa ribu orang terbunuh, dan ini harus dikutuk.

Siapa yang melakukannya? Kita tidak tahu. Dr. Zakir Naik sendiri tidak mengatakan Muslim yang melakukannya. Medialah yang mengatakannya, tapi tidak ada buktinya. Tidak ada buktinya. Tapi siapapun yang melakukannya, jika kita melihat internet, ada berbagai dokumenter yang menunjukkan bahwa itu ulah pemerintah (inside job). George Bush yang melakukannya, Wallahu A’lam. Tidak ada yang tahu siapa pelakunya. Siapapun yang melakukannya, membunuh ribuan orang pada 9/11, haruslah dikutuk. Lebih dari 50 orang terbunuh pada pengeboman kereta di London, dan itu harus dikutuk. Lebih dari 100 orang terbunuh di Bombai pada Juli beberapa tahun lalu di kereta, itu harus dikutuk. Ada puluhan orang yang terbunuh di bom bali, dan ini harus dikutuk. Ada belasan orang yang mati di JW Marriot dan Ritz Carlton Jakarta, ini juga harus dikutuk. Tapi jangan berhenti disini. Begitu juga umat Muslim mengutuk ribuan orang yang terbunuh di Afghanistan, ribuan orang yang terbunuh di Irak, ribuan orang yang terbunuh di Palestina.

Dr. Zakir Naik menyebut ini sebagai kejahatan kerah putih. Kau tahu apa yang mereka lakukan? Mereka meluncurkan misil dan bom. Di Palestina, penduduknya melawan dengan batu, dan mereka menyebut Islam teroris. Amerika mengirimkan pesawat pengebom, misil patriot,mereka mengirim bom kluster. Bom kluster jika terjatuh, terpecah menjadi banyak bom, dan membunuh ribuan orang Afghanistan. Untuk apa? Ini adalah operasi tersembunyi. Apa yang kita temukan adalah media yang menggambarkan bahwa Muslim melakukan ini. Memang ada beberapa domba hitam. Ada domba hitam di dalam komunitas (Islam). Ada domba hitam disetiap komunitas.

Media Indonesia membicarakan tentang Organisasi Papua Merdeka, kerjaannya bikin terror. Identitas mereka adalah Kristen. Tapi tidak pernah dicap teroris, karena mereka bukan muslim. Istilah teroris selama ini hanya diperuntukkan  bagi umat Islam. Belum terbukti pun sudah dicap teroris, hanya karena agamanya Islam. Organisasi Papua Merdeka membunuh polisi, memeras masyarakat, menembaki warga, mendeklarasikan perang, menginginkan kemerdekaan. Tapi siapa yang menyebut mereka “Teroris Kristen”? Jika kau pergi ke Inggris, mereka menyebutnya IRA (Irish Republican Army). Mereka Katolik. Ketika penulis fenomenal buku La Tahzan Syaikh ‘Aidh Al-Qarni di tembak, tidak ada yang menyebutnya ditembak oleh teroris. Ketika Turkey di bom baru-baru ini, tidak ada yang menyebutnya perbuatan Teroris. Karena mereka bukan Islam. Ada perbedaan besar antara Katolik dan Protestan. Tidak seorang pun menyebut mereka “Teroris Katolik”, kenapa? Jadi yang kita temukan, tidak ada agama yang membolehkan membunuh manusia tak bersalah. Tapi ada lebih banyak non-Muslim yang membunuh manusia tak bersalah dibanding Muslim. Dan Muslim yang membunuh orang tak bersalah, mereka bukanlah Muslim. Mereka tidak mengikuti ajaran Quran dan Nabi. Tapi apa yang dilakukan media adalah mengambil domba-domba hitam ini, dan menggambarkan seolah-olah mereka cerminan Muslim. Jadi yang paling disalahkan nomor 1 adalah media. Media dapat mengubah hitam menjadi putih, siang menjadi malam, pahlawan menjadi penjahat, penjahat jadi pahlawan.

Web Hosting

Pada poin faktual, Islam terlahir di Arab Saudi. Islam di Arab ada pada 610 M, sedangkan Arab Saudi lahir pada 1932 M. Jadi kita hanya berjarak 1320 tahun. Tidak buruk? Tidak sama sekali. Ngomong-ngomong, membicarakan tentang matematika, seorang bernama Al Khawarizmi, salah satu ahli matematika terhebat sepanjang masa, dia seorang Muslim, yang terlahir pada masa keemasan Islam. Dialah orang yang bukan hanya menemukan aljabar, tapi juga algoritma. Tanpa algoritma, kita tidak akan punya laptop, tanpa laptop maka media zaman sekarang tidak akan bisa menulis pendapatnya yang mengatakan bahwa umat Muslim menghambat kemajuan dan prestasi intelektual peradaban barat. Bahkan Daniel David Lavering, sejarawan yang memenangkan Pulitzer dan penulis buku the Golden Prism of Winter, mengatakan bahwa tidak akan ada renaissance, tidak akan ada reformasi di Eropa, tanpa peran dari Ibnu Sina, dan Ibnu Rusydi, salah seorang theologian Muslim yang hebat, filsuf, ilmuwan, yang membawa peradaban ke Eropa. Bahkan Tom Freeman, Yahudi-Amerika, penulis artikel di New York Times, percaya andai saja umat Muslim menguasai Eropa di tahun 1940, 6 juta Yahudi yang dieksekusi akan tetap hidup hari ini.

Islam adalah agama didasarkan pada cinta, kasih sayang, dan perdamaian, sama seperti agama mainstream kebanyakan. 1.300 dari 1.400 ayat Quran memulai dengan mengenalkan Tuhan dalam Islam sebagai Tuhan yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Umat Muslim pasti tidak mau mengikutinya jika sebaliknya, kita pasti tidak mau mengikuti agama yang mengenalkan Tuhan sebagai Tuhan yang suka perang, atau seperti dewa-dewa Yunani yang pemarah, sebagai Tuhan Kebencian dan Ketidakadilan.

Seperti yang dikatakan Adam, “Kau membaca Quran dan kau melihat kasih saying, dan cinta, dan keadilan.” Dan ya memang ada ayat-ayat yang merujuk pada peperangan dan kekerasan, tentu saja. Islam bukanlah agama yang pasif. Islam membolehkan aksi militer, kekerasan dalam konteks terbatas yang ditentukan, dan ya, sebagian kecil umat Muslim mengambilnya keluar konteks. Media mengatakan bahwa adalah Agama yang berada dibalik semua ini.

Professor Robert Pape dari Universitas Chicago, salah satu ahli terorisme yang terkenal di Amerika, belajar setiap kasus bunuh diri dan terorisme di antara tahu 1918-2005, 3.500 kasus totalnya, menyimpulkan bahwa Hubungan antara terorisme bunuh diri dan fundamentalis Islam sangat kecil, atau dengan agama manapun di dunia. Sebaliknya, semua serangan teroris bunuh diri adalah biasa sebagai bagian dari strategi secular untuk mencapai tujuannya, untuk memaksakan demokrasi, untuk menarik pasukan militer dari teritori yang dianggap teroris sebagai tanah mereka. Dan ironinya ketika kita membicarakan tentang terorisme adalah para pemikir barat dan teroris Muslim, tipe-tipe seperti Al-Qaeda sebenarnya punya satu kesamaan. Karena mereka berdua percaya bahwa Islam itu agama perang dan kekerasan. Osama bin Laden tentu akan setuju dengan pendapat bahwa Islam adalah agama perang dan kekerasan. Masalahnya adalah, kebanyakan Muslim tidak setuju, mayoritas Musli di seluruh dunia tidak setuju. 5.000 Muslim dalam 35 negara, 93% dari umat Muslim menentang kejadian 9/11 dan dari 7% yang tidak menentangnya, mereka semua memberi alasan politik dibalik dukungan mereka terhadap kekerasan, bukan alasan agama. Dan seluruh ulama di muka bumi, memberikan fatwa bahwa bom bunuh diri sebagai bid’ah yang tidak mempunyai dasar dalam hukum Islam.

Sebuah agama global berumur 1.400 tahun, yang diikuti 1,6 milyar orang disetiap penjuru dunia, berbagai orang dari berbagai macam etnis dan budaya, tapi dunia barat dan media ingin menggeneralisir, menstereotype, mencemarkan, dengan tujuan untuk menghancurkan dunia islam. Dan pertanyaannya, jika kita ingin menggenerealisir dan mencemarkan. Jika orang-orang berkata bahwa Abu Bakar ba’asyir, Imam Samudra, Nurdin M Top, pengebom Sarinah, teroris poso, ISIS dan sebagainya termotivasi oleh Islam, Jika Islam bertanggung jawab atas pembunuhan ini, jika Islam yang memotivasi orang-orang ini, dengan demikian Islam adalah agama kekerasan dan perang, maka tanyakan kepada diri sendiri pertanyaan ini : “Kenapa kebanyakan dari umat Muslim tidak melakukannya?” Mari berasumsi ada 16.000 pengebom bunuh diri di dunia. Sebenarnya tidak segitu, tapi mari berasumsi demikian untuk kepentingan argument kita, yaitu 0,0001% dari populasi Muslim secara global. Bagaimana dengan 99,9999% umat Muslim yang tidak dipedulikan oleh media dan barat saat ini, dan dicemarkan. Jika Islam adalah agama ekstrimis kenapa hanya sebagian kecil minoritas dari ekstrimis yang dimotivasi secara politik? Kenapa mayoritas umat Muslim di seluruh dunia tidak bersikap agresif dan keras? Dengan begitu kita dapat menyerah dan berhenti berpura-pura bahwa inilah Islam atau Muslim secara keseluruhan.

Inilah Islam, agama yang dianggap sebagai agama kekerasan, agama kekerasan padahal tidak ada satupun pembuktian yang dapat menguatkannya. Semua pendangan buruk ini berasal dari para pembenci, fobia, pempropaganda yang ada diluar sana yang ingin menekan peradaban yang berjalan baik, yang ingin memecah-belah kita untuk kepentingan mereka. Saudaraku yang sedang membaca artikel ini, kami menganjurkan kalian semua, jangan memanasi argument dari para fobia dan pempropaganda. Jangan melegitimasi provokasi mereka, jangan melegitimasi kebencian mereka. Percayalah kepada umat Muslim yang kalian percaya, kalian kenal, kalian temui, yang kalian dengar, yang tidak mempercayai kekerasan, yang ingin kalian mendengar tentang pesan damai dari Quran yang mereka percaya yang diajarkan kepada mayoritas umat Muslim, Islam yang damai, penyayang, dan pengasih. Islam dari Quran, bukan dari Al-Qaeda maupun ISIS.
Terima kasih atas waktu kalian yang dengan seksama membaca artikel ini sampai habis. Semoga dunia ini bisa menjadi dunia yang damai karena menjalankan syariat dari agama yang damai, pengasih, dan penyayang. Semoga Islam segera terbebas dari segala fitnah. Semoga kita terhindar dari provokasi pihak barat yang tidak bertanggung jawab. Marilah sama-sama kita lebih peduli terhadap Palestina, Suriah, Uganda, dan Afghanistan yang sampai sekarang masih terus-terusan di zolimi oleh Barat.

Akhirul Kalam,
Wassalam..


Kata Kunci : Islam, teroris, ISIS, Dr.Zakir Naik, Yahudi, Amerika, Media

Share this:

Post a Comment

 
Back To Top
Copyright © 2014 ItmusMedia.Com. Designed by OddThemes