BREAKING NEWS

Pemuda Islam dan Persatuan Umat

Oleh : Hasan Basri

Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya dan kesiapan beramal dan berkorban untuk mewujudkannya. Keempat rukun ini, iman, ikhlas, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda, Hasan al Banna.

Islam pernah mencapai puncak kejayaan lima belas abad yang lalu. Ketika itu, Islam diterima dunia sebagai ajaran, petuah , seruan, pijakan, inspiraasi, dan juga teladan dalam mewujudkan kebahagiaan. Islam sarat dengan nilai-nilai luhur, seperti kesatuan aqidah umat manusia, tidak membedakan derajat manusia, menghancurkan taqlid buta, mengharuskan pemeluknya untuk membakali diri dengan ilmu, menyebarkan prinsip-prinsip kemanusiaan, menyucikan hati dengan keikhlasan, serta menegakkan sistem masyarakat yang luhur dan berkeadilan.

Kemulian Islam mampu membentuk tatanan dunia yang beradab. Kezaliman dapat dikikis habis dengan keyakinan kaum muslimin akan pentingnya memanusiakan manusia tanpa memandang kasta dan kekayaan. Seluruh umat manusia diajak untuk tidak berlebihan dalam mencintai hal-hal keduniawian dan mendedikasikan seluruh amal perbuatan mereka untuk Allah swt. semata. Sementara itu, Islam juga sangat memberi peluang sebesar-besarnya kepada akal pikiran manusia untuk berpetualang dalam mencapai ilmu pengetahuan yang maslahat. Keadilan dan kesejahteraan adalah hasil nyata dari aplikasi ajaran Islam yang sesuai perkembangan zaman.

Keterpurukan umat Islam terjadi lebih karena mereka yang terlalu memperturutkan syahwat duniawi, bukan karena ajaran agamanya yang sudah tidak relevan. Tetapi disebabkan oleh jauhnya mereka dengan tuntunan Islam yang menyebabkan tertutuplah hati dan pikiran mereka, mudah teracuni dengan paham-paham yang menjadikan Islam bukan sebagai titik tolak segala aspek kehidupan. Kita lihat juga kejadian yang baru-baru ini menjadi gambaran real akan persatuan umat Islam di seluruh nusantara. Dalam membela izzah dan kehormatan umat Islam terhadap kitab suci Al Qur’an yang dinistakan. Siapakah yang menggerakkan hati-hati itu sehingga umat Islam tumpah menjadi satu dalam sebuah semangat satu menegakkan keadilan akan hukum terhadap penistaan yang terjadi. Adapun yang kita lihat sebagai orang Islam dan malah sebaliknya menjadi pembela para makar, disebabkan lunturnya sibghah atau celupan Islam dihatinya, meski demikian Allah swt lah yang mengetahui dan yang berhak atas dirinya.

Kembali kita kepada apa yang menjadi ukuran, Islam menetapkan bahwa ukuran kemuliaan seseorang bukan terletak pada keagungan yang dimiliki suatu bangsa, juga bukan karena silsilah keturunan yang dimiliki sebuah keluarga. Kemuliaan ditandai dengan adanya keistimewaan cara bersikap serta keistimewaan jiwa yang dimiliki. Dapat kita rasakan bahwa seruan untuk bersatu bagi umat tidaklah berdasarkan prinsip kebangsaan. Persatuan yang dimaksud adalah persatuan umat secara paripurna, universal dan umum yang dapat meleburkan perbedaan jenis kebangsaan dan perbedaan status sosial. Hal ini dimaksudkan agar terbentuk kelompok masyarakat yang bisa menjadi teladan baik. Teladan ini harus dimiliki oleh umat manusia pada hari dimana perbedaan suku dan nilai kebangsaan telah hancur. Perbedaan ini hanya membuat manusia terlihat berbeda dan membuat sebagian mereka menjadikan yang lain sebagai musuh. Di antara mereka terlihat keinginan untuk memercikkan api peperangan. Semua itu adalah bentuk pengingkaran terhadap tujuan mulia penciptaan manusia di muka bumi ini.

Agama Islam memiliki pengaruh kekal secara kontinyu serta memiliki sejarah penting dalam hubungannya dengan masyarakat diantara berbagai permasalahan kemanusiaan besar. Hal ini disebabkan oleh dakwah yang menyerukan kepada persatuan agama. Seruan tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada hakikatnya, agama-agama itu berasal dari satu sumber. Adanya perbedaan agama disebabkan karena satu agama dipengaruhi oleh penambahan, pengurangan, dan perubahan.

Oleh karena itu, mari kita perhatikan kaidah-kaidah yang menjadi sandaran Islam dalam dakwahnya untuk mempersatukan aqidah agama. Dan pemudalah yang akan menjadi garis terdepan dan harapan Islam sebagai generasi emas perbaikan umat ini. Dikarenakan pemudalah yang memiliki semangat perubahan dan keberanian dalam melakukan aksi-aksi nyata yang muncul dari darah mudanya. Juga mari kita perhatikan hakikat sejarah panjang yang menjadi sandaran untuk menjadikan dakwah ini dapat diterima pikiran manusia dengan puas dan menjadi hal pasti yang tidak boleh diragukan lagi kebenarannya.

Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Menulis Forum Ittihadul Muslimin dengan tema "Pemuda-Islam-Dan Persatuan Umat"

Lomba Menulis Forum Ittihadul Muslimin

Share this:

Post a Comment

 
Back To Top
Copyright © 2014 ItmusMedia.Com. Designed by OddThemes